Harga Bitcoin Turun Lagi, Tekanan Pasar Masih Kuat

Harga Bitcoin (BTC) kembali mengalami penurunan signifikan setelah gagal mempertahankan momentum kenaikan di atas level $113.500. Kondisi pasar saat ini masih menunjukkan tekanan kuat dari sentimen risk-off, di mana investor global lebih memilih menghindari aset berisiko seperti kripto dan saham teknologi.

Bitcoin Kembali Terkoreksi di Bawah $112.000

Setelah sempat mencatatkan kenaikan singkat menuju area $116.000 pada awal pekan, Bitcoin mulai menunjukkan tanda-tanda kelelahan. Koreksi tajam pun terjadi ketika BTC gagal bertahan di atas support kunci $113.500, dan sejak itu harga terus bergerak menurun hingga menembus beberapa level teknikal penting.

Data terbaru menunjukkan bahwa harga BTC kini diperdagangkan di bawah $112.000, juga berada di bawah rata-rata pergerakan sederhana 100 jam (100-hour Simple Moving Average), yang menandakan tren jangka pendek masih dalam fase bearish.

Selain itu, terbentuk garis tren menurun (bearish trend line) pada grafik 1 jam pasangan BTC/USD dengan resistansi kuat di sekitar $111.500. Selama harga tetap berada di bawah level ini, tekanan jual diperkirakan akan terus mendominasi pasar.

Tekanan Teknis dan Level Penting BTC

Penurunan harga Bitcoin kali ini juga menembus level retracement Fibonacci 61,8% dari pergerakan naik antara swing low di $106.718 hingga level tertinggi $116.310. Penurunan ke bawah area ini memperkuat sinyal bahwa pasar tengah kehilangan momentum positif.

Bila para pembeli (bulls) mencoba melakukan rebound, area pertama yang perlu ditembus adalah resistansi $111.500. Setelah itu, rintangan berikutnya berada di $112.000, yang bertepatan dengan area moving average utama.

Apabila BTC berhasil menembus dan menutup di atas resistansi $112.500, momentum bullish dapat kembali terbentuk. Dalam skenario tersebut, harga berpotensi naik menuju area $113.200, bahkan mencapai $113.500. Jika tekanan beli terus berlanjut, target lanjutan berada di zona $115.000 hingga $115.500, yang akan menjadi area uji penting bagi tren selanjutnya.

Risiko Penurunan Lebih Lanjut

Namun, jika Bitcoin gagal menembus area resistansi $112.500, maka kemungkinan besar tren penurunan akan berlanjut. Dukungan terdekat (immediate support) saat ini berada di $110.000.

Support kuat berikutnya terletak di sekitar $108.800, yang bertepatan dengan level retracement Fibonacci 76,4% dari kenaikan sebelumnya. Jika tekanan jual berlanjut dan level ini ditembus, BTC berisiko turun menuju $108.000.

Dalam skenario terburuk, penurunan dapat berlanjut ke area $106.500, bahkan menyentuh support utama di $103.500. Jika level ini gagal bertahan, maka Bitcoin bisa menghadapi periode konsolidasi panjang atau bahkan pelemahan lanjutan dalam jangka pendek.

Analisis Teknis dan Indikator

Beberapa indikator teknikal mendukung pandangan bahwa momentum bearish masih dominan:

  • MACD (Moving Average Convergence Divergence) kini menunjukkan percepatan di zona negatif, menandakan tekanan jual semakin kuat.
  • RSI (Relative Strength Index) untuk pasangan BTC/USD juga berada di bawah level 50, yang mempertegas dominasi penjual di pasar.
  • Support utama: $108.800 dan $108.000
  • Resistansi utama: $111.500 dan $112.000

Secara keseluruhan, tren harga jangka pendek masih menunjukkan potensi pelemahan tambahan, kecuali jika BTC mampu menembus level psikologis $113.000 dengan volume besar.

Faktor Makro: Sentimen Risk-Off Masih Menekan

Selain faktor teknikal, tekanan terhadap pasar kripto juga diperparah oleh kondisi makroekonomi global. Kenaikan imbal hasil obligasi AS, kekhawatiran terhadap inflasi, dan ketidakpastian kebijakan Federal Reserve (The Fed) menyebabkan investor kembali ke aset yang lebih aman seperti dolar AS dan emas.

Situasi ini dikenal sebagai “risk-off sentiment”, di mana pelaku pasar menghindari aset berisiko tinggi termasuk Bitcoin dan altcoin utama lainnya. Korelasi tinggi antara Bitcoin dan indeks saham Nasdaq 100 juga memperjelas bahwa pasar kripto masih sangat sensitif terhadap perubahan likuiditas dan suku bunga global.

Beberapa analis memperkirakan bahwa tekanan ini bisa berlanjut hingga akhir kuartal keempat 2025, sebelum potensi pemulihan muncul jika The Fed mulai melonggarkan kebijakan moneternya.

Pandangan Analis: Peluang Rebound Masih Terbuka

Meskipun tren jangka pendek terlihat negatif, beberapa analis teknikal seperti Aayush Jindal, pakar pasar keuangan dengan pengalaman lebih dari 15 tahun di bidang forex dan kripto, menilai bahwa peluang rebound masih terbuka apabila BTC mampu bertahan di atas support psikologis $108.000.

Menurutnya, penurunan menuju area $106.500–$108.000 dapat menjadi “zona akumulasi” potensial bagi investor jangka panjang. Namun, ia juga menegaskan pentingnya disiplin risiko:

“Selama Bitcoin belum menembus di atas $112.500 secara meyakinkan, tekanan jual tetap dominan. Investor harus berhati-hati terhadap potensi false breakout di sekitar area ini,” jelas Jindal.

Grafik dari TradingView (BTCUSD) menunjukkan bahwa pergerakan harga jangka pendek masih berada dalam pola konsolidasi menurun (descending channel). Konfirmasi arah baru kemungkinan besar akan muncul dalam beberapa hari ke depan, tergantung pada volume perdagangan dan reaksi harga terhadap zona support kunci.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *